Senin, 29 Maret 2010

PERCIKAN HATI :



" SEBENING EMBUN SETULUS HATI "



Aku melangkah melarungi ruang dan waktu
menepis bayangan maya ...
menapak di awan jingga.. nan rona
merekah kembang sepatu,
dedaunan tersaput embun
terinjak hampir disetiap langkah
menari di kaki pelangi..
Teriakku membahana di sejagat raya ...
Ayooo ...!! Melangkahlah kakikuu...!!!

Kakiku terbiru-biru
mataku nanar ... menatap awan lebam
semangatku jantung berdetak ...
tak kuasa menahan getaran-Mu
luluh-lantak persemaian hampa
tak berdaya melawan kuasa-Mu

Tegakkan ...! Tegakkan imankuu...!
menyusuri langit bumi-Mu
melangkah menuju ridho-Mu
Sebening embun setulus hati ...

(Oktober '09)






PERCIKAN HATI :

Di sudut malam aku merenung
ku tanya bintang mengapa enggan bicara ?
sedang bulan tak henti menangis
teringat malam tiada berujung
ternyata bintang ...
tak sekemilau matahari

Bulan merunduk
mengais sinar sang matahari
bintang gemulai di kejauhan
menari kerlap-kerlip

Bulan menanti bintang
jangan sesali
matahari benderang
dengan sorotnya nan tajam

*25 Desember '09*

GORESAN PENA :

" KEDAMAIAN "

Tahukah engkau..?
setiap memandang bayangmu
setiap kali itu jugaberdegup dadaku
mendesir darahku ..
mengguncang jantung

Tatapan matamu..
Akh.. benar tatap itu..!
menggetarkan dawai-dawai jiwaku
menyusup ke dalam sumsum
merambah ke paru bayah..
bergelora dalam nyanyian senja

Suara malam mulai berbisik lirih..
bak buluh perindu..

Adakah kedamaian di hatimu..?
aku terdiam membisu..
tak ada kata-kata dalam benak dan anganku.

Yang ada.. hanya lantunan lagu sepi
diiringi rintik hujan membasahi bumi..

23 Januari 2010







Minggu, 28 Maret 2010

GORESAN PENA :


*BILA ITU YANG KAU MAU*

Harus berapa ratus juta kata lagi kuucapkan

atau bertriliun-triliun ion ilham kuungkapkan..?
sebagai metafora bahwa aku setegar batu karang di lautan
setulus dan sebening embun fajar nan setia..

Aku tak ubahnya bagai pengemis..

mengais-ngais sisa makanan di malam buta...
bila itu yang kau mau...?

Tak gentar jiwaku menuai badai

tak surut langkahku menatap tsunami..
bila itu yang kau mau..?

Kebahagiaan tak sebatas kata-kata

tak segemerlap mas intan yang kita impikan..

Aku hanya ingin berdiri di atas ridho-Nya..

menapak dalam tautan-tautan bintang benderang
dan bulan kesumba....
bila itu yang kau mau..?


31 Januari 2010






TUKEURAN IEU SAJAK BY : YUS RUSYANA FROM HUNDRED OF SUNDANESE POEM


*TUKEURAN IEU SAJAK*


Tukeuran ieu sajak

ku salambar simbut atawa samak saheulay
heug rungkupkeun ka barudak anu teu kaburu heuay
patinggolepak dina trotoar

Tukeuran ieu sajak
ku beas wuluh atawa heucak
heug sidkahkeun ka nu haropak
anu marangkuk di saung atawa di kolong sasak

Tukeuran ieu sajak

ku sababaraha siki pelor
heug tembakeun kana genggerong
koruptor manipulator
sina enya kalojor

Tukeuran ieu sajak

ku beubeutian tina kalbu anu rido
keur nyebor anu balangsak
(lamun teu kitu sasaak)

dikutip dari : saratus sajak Sunda


terjemahan bebas : Ridwan Iskandar


"TUKAR PUISI INI"


Tukar puisi ini
dengan selembar selimut atau sehelay tikar
lalu selimutkan kepada anak-anak yang tak sempat menguap
dan menggelepar di trotoar

Tukar puisi ini

dengan beras mentah atau padi yang terserak
lalu sedekahkan kepada yang pucat pasi bagai mayat
yang berteduh di gubuk2 reyot atau di kolong jembatan

Tukar puisi ini

dengan beberapa peluru
lalu tembakan ke leher
para koruptor dan manipulator
biar benar-benar menggelepar

Tukar puisi ini

dengan umbi-umbian dari kalbu yang ikhlas
untuk menyirami yang terhempas dan tertindas
(kalau tidak robek sajalah..!)

Bumi Parahyangan

07 - Feb - 2010







GORESAN PENA :

" SEJUTA WAJAH "

Wajah-wajah riang mulai menghampiri
mulutnya bau amis darah
dari hidungnya terendus wangi nanah
matanya beringas haus darah
mencoba dengan bujuk rayu dan canda maut

Wajah-wajah garang kian menampak

mari ikut aku ke samudra nan indah..
kata2 suci beraroma keji..
mulai keluar dari mulut manis berbisa..
menancapkan kuku-kuku berjaram
memeluk.. merajuk dan meratap
menciumi palung-palung dan stalagnit bumi
berkeliaran menabur pesona neraka jahanam..!

Aku terdiam sejenak

menatap awan berarak..
merujuk langit biru
tak kulihat Engkau mengangguk..
aku kembali bersujud
menapakan keningku di bumi-Mu
Ooo..hhh.. ternyata Engkau Maha melindungiku..
kembali tentram dadaku
jantungku kembali berdetak
buaian-buaian.., bualan-bualan...
tak membuat bergeming
dari sujudku..
tak membuat aku berpaling dari-Mu
Terima kasih Tuhan.


Bumi Parahyangan

7 Februari 2010

'' HEAD LIMIT ''




" HEAD LIMIT "

Today..
I didn't see your face to dress up with anymore
in a river-bed base of the ground
and really have no fitting again
to remember..
just like a nightmare when I sleep


Hiiiiii... there....so
meone who hiding softly..!
don't you feel your sensoric fibres..?
written by the pen and ink of torch leaf..?
to flatter with HIS- gracious and mercy

What the ground so fool

to a tree smell of blood and pus..?
in the ocean
..
hang on fire of lava..?
to break down the fold of magma
Man of letters tell the truth..
that consciousnes is the sun
and patience is the ground
But the MOST OWNER h
ave 'a head limit'
and I didn't know..
until when and where..?
I don't know..
Until the MOST OWNER call me.

Salam.

Land of Parahyangan




GORESAN PENA :

" SEPENGGAL KATA YANG TERSISA "

Selama matahari berpijar
tak kan pernah berhenti
langkah ini mengejar bayangmu
walau gelombang pasang menghadang
aku akan tetap berlari..
walau pedih tak terperi..

Biar kau tak merasakan apa yg kurasa
tapi bayangmu terus merasuk dalam sukmaku
dan melahirkan jutaan kata puisi..
dan kau tetap menjadi inspirasiku

Wahai kau yang di sana ..
aku tak perduli apakah kau mendengarku atau tidak..?
seperti biasa aku terus menorehkan kata demi kata..
bait demi bait..
dan tak ada yang bisa menghalangiku..

Galau dalam sunyi..
seperti biasa tak ada suara tak ada canda..
jemariku terus menari di atas kertas putih..
entah sampai kapan ..?
hingga memutih rambutku..
dan kau tetap hanya bayangan maya..
seperti gadis impian..
yang hanya ada dalam kaca..
kaca pikiran dan kaca hati..

Teruskan... teruskanlah..!
kau menari dalam angan..!
hingga rabun mataku..
dan rapuh tulangku..
hingga raga tak bernyawa
jiwa tak berasa..

Hanya sepenggal kata yang tersisa
kau diutus untuk inspirasiku..
bersemayam dalam dada
dan itu jauh lebih adil bagiku..
tidak juga kau..


Selarik puisi buat sebuah bayang
semoga kau masih bisa menari dalam puisi-puisiku
dan jemari ini adalah getaranmu..
kau adalah imajinasiku..
sampai kapanpun..


Bumi Parahyangan
14 Februari 2010






MAUNG PAJAJARAN